Padam
Sajak ini adalah sebongkah cahaya
Yang telah padam oleh kenyataan.
Tidak
ada lagi lautan biru dimatamu
Yang
biasa kuselami dengan sejumput rindu tanpa bahasa.
Tidak
ada lagi bulan sabit menggantung dibibir
Pun,
sekelabat aksara yang macet di gendang telinga.
Aku
merasa asing, kau pun begitu.
Kami
baru menyadari,
Ketika
bola mata bertemu
Tidak
ada siluet wajahku dalam iris matamu
Tapi
tidak dengan ku.
Cahaya itu telah padam, menggelap.
Bersama hati yang telah mati sejak
lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar