Selasa, 23 Juli 2013

Padam



Padam
Sajak ini adalah sebongkah cahaya
Yang telah padam oleh kenyataan.

Tidak ada lagi lautan biru dimatamu
Yang biasa kuselami dengan sejumput rindu tanpa bahasa.
Tidak ada lagi bulan sabit menggantung dibibir
Pun, sekelabat aksara yang macet di gendang telinga.

Aku merasa asing, kau pun begitu.
Kami baru menyadari,
Ketika bola mata bertemu
Tidak ada siluet wajahku dalam iris matamu
Tapi tidak dengan ku.

Cahaya itu telah padam, menggelap.
Bersama hati yang telah mati sejak lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar